Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Kembali lagi bersama SINO, disini mimin akan membagikan informasi mengenai pelarut bukan Air. dimana pelarut bukan Air ini biasanya dibahas di mata kuliah Kimia Anorganik dan yang dibahas disini mengenai pengertian, sifat-sifat serta contoh dari pelarut bukan air. Yuk, langsung saja kita simak...
A. Pengertian Pelarut
Pelarut
adalah suatu zat atau senyawa dalam bentuk cairan yang mampu melarutkan suatu
zat terlarut. Senyawa nonpolar merupakan senyawa yang tidak bisa
dilarutkan dalam air. Untuk itu diperlukan senyawa lain selain air yang dapat
melarutkan senyawa nonpolar tersebut, pelarut selain air tersebut biasanya
disebut sebagai non aqueous media. Pelarut non aqueous adalah pelarut bukan air
yang dapat melarutkan senyawa organik yang tidak dapat disosiasi oleh pelarut
air. Contoh umum adalah cairan amonia, cairan sulfur dioksida, klorida dan
fluoride sulfuryl, klorida fosforil, tetroksida dinitrogen, antimontriklorida,
pentafluorida bromin, hydrogen fluorida, asam sulfat murni, dan asam-asam
anorganik lain.
B. B. Sifat – sifat pelarut
anorganik
Berikut
ini adalah sifat-sifat pelarut anorganik, yaitu:
1. Pelarut
Anorganik memisahkan diri ke dalam ion-ion murni sehingga mempunyai konduktor
elektrisitas lemah.
2. Pelarut
Anorganik biasanya adalah molekul polar yang dapat mensolvasi ion-ion menjadi
interaksi ion dipole dan melemahkan, daya tarik antar ion yang ada dalam
kristal padatan.
3. Pelarut
Anorganik mempunyai konstanta dielektrik tinggi (momen dipole tergantung pada
jarak antara ujung muatan yang berlawanan dalam suatu molekul, sedangkan
konstanta dielektrik tergantung pada tingkat orientasi antar molekul itu
sendiri dalam medan listrik untuk merusak medan).
4. Pelarut
Anorganik cenderung untuk berasosiasi karena adanya interaksi dipol-dipol.
Asosiasi ini lebih banyak dalam solven protonik karena adanya ikatan hydrogen
dan mengarah ke titik didih yang lebih tinggi sehingga meningkatkan ranah
larutan.
5. Pelarut
Anorganik seharusnya tersedia dengan mudah dan harus mempunyai ranah (range)
cairan yang cukup baik.
C. C. Jenis – Jenis Pelarut
Anorganik
Berikut
ini adalah jenis-jenis Anorganik selain Air, yaitu:
1.
Amonia
(NH3)
Selain air, amonia juga sebagai pelarut
yang digunakan untuk reaksi kimia, dipastikan bahwa pengklasifikasi pada reaksi
yang menggunakan pelarut amonia memiliki kemiripan dengan air. Ada beberapa
reaksi yang dapat dilakukan dengan menggunakan amonia, yaitu dengan cara Reaksi
asam dan basa, Reaksi Pembentukan/mempercepat reaksi, dan Reaksi Penguraian.
2.
Bromin
Trifluorida (BrF3)
Bromin Trifluorida adalah pelarut
anorganik pengion yang kuat dan merupakan padatan berwarna kuning yang memiliki
titik beku pada suhu 9 0C serta titik didih 126 0C. BrF3
hanya terdapat pada pelarut aprotik untuk dipostulasikan secara ionisasi pada
BrF3 yang didukung oleh isolasi dan karakterisasi dengan difraksi
sinar-X asam dan basa, dan menggunakan titrasi konduktimetrik pada BrF3. Proses
ionisasi terjadi sesuai dengan persamaan sebagai berikut :
2BrF3 → BrF2 +
+ BrF4 –
3.
Dinitrogen
Tetroksida (N2O4)
Pelarut N2O4 adalah
pelarut aprotik non-air yang memiliki titik lebur -12 0C sampai 21 0C
dan permitivitas relatif hanya 2,4 (sehingga merupakan pelarut yang buruk untuk
sebagian besar senyawa anorganik). Reaksi persamaan asam-basa dari
pelarut N2O4 adalah :
N2O4 → NO+
(nitrosonium) + NO3 - (nitrat)
(asam) (basa)
4.
Hidrogen
Fluorida (HF)
Hidrogen fluorida atau HF adalah gas tak
bewarna, berasap, bertitik didih rendah (mp -83 oC dan bp 19,5 oC),
dengan bau yang mengiritasi. Gas ini biasa digunakan untuk mempreparasi senyawa
anorganik dan organik yang mengandung fluor. Karena permitivitasnya yang
tinggi, senyawa ini dapat digunakan sebagai pelarut non-air yang khusus.
Larutan dalam air gas ini disebut asam fluorat dan disimpan dalam wadah
polietilen karena asam ini menyerang gelas.
5.
Asam
sulfat
Lebih tingginya konstanta dielektrik asam sulfat
seharusnya menyebabkan asam sulfat lebih baik dari pada air untuk melarutkan
solute ionic, tetapi tingginya visikositas (245,4 milipoise, kira-kira 25 x
dibanding air) menyebabkan kelarutan dan kristalisasi solute merupakan proses
yang lambat. Demikian juga adanya kesulitan untuk memindahkan solven yang
menempel pada kristal.
Mantap
ReplyDeleteKeren..
ReplyDelete