Nama :
Teguh Kurniawan
NIM : 2330111710353
Mata Kuliah : Perspektif
Sosiokultural dalam Pendidikan Indonesia
Bidang Studi :
Pendidikan IPA (PPG Prajabatan Gel. 1 Tahun 2023)
LPTK :
Universitas Lambung Mangkurat (ULM)
TOPIK 4 - AKSI NYATA
"PEMBELAJARAN PADA ZONE OF PROXIMAL DEVELOPMENT
(ZPD)"
Pada bagian "Mulai Dari Diri" ini hal yang saya pikirkan adalah pada topik ini saya akan mempelajari tentang pembelajaran pada ZPD, dimana guru memberikan bimbingan dan arahan kepada peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan maksimal. Pembelajaran dimulai dari mengamati sebuah video kisah pejuang pendidikan di Alor Nusa Tenggara Timur. Pada video menunjukan pendidikan yang tidak merata di tanah Alor, sebuah desa dengan bangunan pendidikan dari anyaman bambu. Seorang guru mengabdikan untuk tetap memberikan pendidikan yang layak untuk anak-anak desa dengan keterbatasan sumber daya, sarana dan prasarana, fasilitas, dan atau kendala budaya serta akses yang jauh dari perkotaan. Setelah mengamati video tersebut, saya memberikan pandangan saya terhadap kondisi yang tejadi dan melakukan refleksi awal tentang pembelajaran pada Zone of Proximal Development (ZPD).
Pada bagian "Eksplorasi Konsep" ini, saya memahami Teori Zona of Proximal Development (ZPD) yang dikembangkan oleh Lev Vygotsky, seorang psikolog dan pakar dalam pengembangan anak, mengacu pada jarak antara kemampuan mandiri peserta didik dengan kemampuan yang dapat dicapai dengan bantuan atau bimbingan orang lain, seperti guru, teman sebaya, atau orang dewasa lainnya. Dalam konteks pendidikan, ZPD menyoroti peran interaksi sosial dalam pembelajaran. Guru memiliki peran kunci dalam membantu peserta didik melewati batas kemampuan mereka dengan memberikan bimbingan sesuai dengan tingkat kesiapan mereka. Konsep ZPD mendorong kolaborasi di antara peserta didik, memungkinkan mereka saling membantu. Peserta didik yang lebih ahli dalam suatu mata pelajaran dapat mendukung teman sebaya yang mungkin membutuhkan bantuan. Pendekatan ini tidak hanya memfasilitasi transfer pengetahuan dari guru ke peserta didik, tetapi juga menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan kolaboratif.
Pada bagian "Ruang Kolaborasi" ini saya dengan rekan sekelompok saya, mendalami pandangan mengenai Zona of Proximal Development (ZPD) dan dampaknya pada proses pendidikan serta peserta didik. Meskipun terdapat variasi dalam interpretasi ZPD di antara anggota kelompok, kami sepakat bahwa ZPD memiliki peran kunci dalam menyesuaikan kurikulum dan metode pembelajaran sesuai dengan kebutuhan individual peserta didik. Meskipun pandangan terhadap ZPD berbeda, kami menekankan pentingnya ZPD sebagai panduan bagi pendidik (guru) untuk menyesuaikan pendekatan mereka, memberikan tantangan yang sesuai, dan mendorong kolaborasi di antara peserta didik. ZPD dianggap sebagai alat untuk memperkuat interaksi sosial, mendukung kolaborasi, saling bantu, dan membangun komunikasi belajar yang inklusif. Dengan demikian, ZPD dianggap sebagai kunci untuk membantu peserta didik mencapai potensi belajar maksimal.
Pada bagian "Demonstrasi Kontekstual" ini saya menarik kesimpulan bahwa pemahaman anggota kelompok tentang Zona of Proximal Development (ZPD) dan kesiapan mengajar dengan mempertimbangkan ZPD sangat penting. Meskipun terdapat variasi dalam interpretasi ZPD di antara anggota kelompok, beberapa di antaranya memiliki pandangan yang lebih mendalam tentang bagaimana ZPD memengaruhi metode pengajaran mereka. Beberapa anggota kelompok, terutama yang lebih berpengalaman, telah mengidentifikasi strategi pengajaran yang efektif untuk mengintegrasikan ZPD secara optimal. Meskipun demikian, seluruh kelompok menyatakan kesiapan dan antusiasme untuk mengimplementasikan pengajaran dengan memperhatikan ZPD pada peserta didik, dengan tujuan meningkatkan kemampuan, keterampilan, dan pengetahuan mereka melalui interaksi dan bimbingan
Pada bagian "Elaborasi Pemahaman" sejauh ini hal yang sudah Saya sadari bahwa Zona of Proximal Development (ZPD) memiliki peran penting dalam pendidikan, memungkinkan guru membimbing peserta didik mencapai potensi maksimal melalui interaksi sosial dan dukungan yang tepat. Selama pembelajaran, pemahaman saya meluas dari fokus kognitif ZPD hingga memahami pengaruh budaya dan lingkungan sosial peserta didik. Hal baru yang saya pahami adalah pentingnya penyesuaian pendekatan guru sesuai dengan ZPD peserta didik, memungkinkan mereka mengatasi tantangan dengan bimbingan yang tepat. Pemahaman ini menjadi dasar bagi saya dalam merencanakan pembelajaran yang mendukung pertumbuhan holistik peserta didik. Saya ingin lebih memahami cara mengidentifikasi ZPD secara mendalam untuk setiap peserta didik, serta strategi pembelajaran yang dapat disesuaikan untuk mencapai ZPD optimal dalam konteks keberagaman individu.
Pada bagian "Koneksi Antar Materi" ini, Saya memperoleh pemahaman yang berharga tentang pentingnya hubungan antar materi, baik di dalam satu mata kuliah maupun antar mata kuliah yang berbeda. Saya memahami bahwa materi ini berkaitan dengan materi filosofi pendidikan, pemahaman peserta didik dan pembelajarannya, serta prinsip pembelajaran dan asesmen yang efektif. Keterkaitan materi tersebut bahwa memahami karakteristik peserta didik menjadi acuan dalam menyusun strategi pembelajaran yang memenuhi kebutuhan dan berpusat pada peserta didik. Menyadari adanya keterkaitan antar materi satu dengan yang lain, saya memahami bahwa pemahaman mendalam terhadap materi yang telah dipelajari menjadi kunci untuk memudahkan pemahaman terhadap materi selanjutnya. Kesadaran ini menunjukkan bahwa setiap konsep atau topik yang dipelajari memiliki peran penting dalam membangun fondasi pengetahuan yang kokoh, memungkinkan integrasi pengetahuan dan kemampuan yang holistik. Dengan demikian, hubungan antar materi tidak hanya mengoptimalkan pemahaman saat ini tetapi juga mempersiapkan landasan yang kuat untuk pemahaman materi-materi masa depan.
Pada bagian "Aksi Nyata" ini, saya mempelajari Zona of Proximal Development (ZPD) memberi manfaat besar bagi kesiapan saya sebagai guru. Saya dapat mengidentifikasi tingkat kemampuan peserta didik dan merancang strategi pembelajaran yang sesuai dengan ZPD mereka. Ini memungkinkan saya membuat aktivitas belajar yang maksimal, memberikan bantuan yang tepat, dan mendukung perkembangan mandiri peserta didik. Saat menilai kesiapan diri sebagai calon guru dalam skala 1-10, saya memberi diri saya nilai 7. Saya menyadari perlu meningkatkan pemahaman terkait ZPD, terutama dalam konteks pendidikan Indonesia dan kurikulum yang berlaku. Melakukan praktek mengajar, meningkatkan keterampilan komunikasi, dan refleksi berkelanjutan menjadi fokus peningkatan kesiapan. Dengan persiapan ini, saya yakin dapat mengimplementasikan konsep ZPD dengan lebih efektif, membantu peserta didik mencapai potensi belajar mereka secara optimal.
No comments:
Post a Comment